Jakarta--PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk aka BRI membukukan laba bersih sebesar Rp21,16 triliun sepanjang tahun 2013. Menunjukkan bank yang fokus di segmen ritel ini mampu mempertahankan kinerja keuangan di kala melambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia, dan tumbuh 14,2% dari sisi perolehan laba.
Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni mengatakan, perolehan laba perseroan ditunjang oleh pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Pendapatan bunga bersih BRI naik 21% dalam setahunan dari Rp35,5 triliun pada 2012, menjadi Rp42,9 triliun selama 2013. Perseroan menyatat outstanding kredit bertumbuh 23,66% secara tahunan dari Rp348,23 triliun menjadi Rp430,62 triliun.
Kinerja kredit didukung penurunan kredit bermasalah (NPL) gross dari 1,78% pada akhir 2012, menjadi 1,55% per akhir 2013. Membaiknya kualitas kredit dikatakan Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, karena perseroan belum menaikkan bunga kredit.
"Waktu bulan-bulan sebelumnya, cost of fund (biaya dana) naik sampai titik 200 basis poin (bps). Itu kami belum menaikkan bunga. Belakangan pada November baru naikkan, itupun tidak sama dengan kenaikan di biaya dana. Sekitar 50 bps kenaikannya," tuturnya.
Secara keseluruhan, total pendapatan operasional naik 16,2% menjadi Rp65,4 triliun selama 2013. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan bunga sebesar Rp57,3 triliun dan pendapatan
nonbunga Rp8,1 triliun.
"Kinerja yang kuat tersebut merupakan
hasil nyata dari strategi yang diterapkan selama 2013, antara lain
dengan memperkuat fokus pada segmen UMKM," sambung Dirktur Bisnis UMKM BRI, Djarot Kusumayakti.
Tak ketinggalan, lanjutnya, dengan tetap mengedepankan kebijakan prudential banking, memperluas jaringan unit kerja dan e-channel, serta melakukan pengembangan e-banking, termasuk produk dan layanan berbasis IT lainnya yang menghasilkan fee based income.
BRI menyatat kontribusi fee based income
sebesar 7,2% dari total pendapatan operasional, dengan nominal mencapai
Rp4,9 triliun selama 2013, meningkat sekitar 25% dibanding Rp3,9
triliun pada 2012. ***